PEMBERIAN PAKAN
BUATAN DENGAN DOSIS BERBEDA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KONSUMSI PAKAN
BENIH IKAN SEMAH
(Tor douronensis)
DALAM UPAYA
DOMESTIKASI
ABASTRAK
Ikan
semah (Tor douronensis) adalah jenis ikan air tawar yang tergolong jenis
ikan liar yang hampir punah, karena itu perlu upaya pelestariannya dengan usaha
pembudidayaan. Dalam usaha budidaya ikan, pakan merupakan salah satu faktor
penting untuk pertumbuhannya, pemeliharaan tubuh dan reproduksi.
PENDAHULUAN
Ikan Semah adalah jenis ikan air tawar yang tergolong
jenis ikan liar yang hampir punah. Ikan semah hidup secara
alami di beberapa daerah Kalimantan Barat seperti Kapuas hulu, Sekadau,
Kabupaten Bengkayang, Sintang dan daerah sekitarnya. Agar populasi ikan semah
tidak berkurang dan punah maka perlu menjaga keseimbangan alam, maka ikan semah
perlu untuk di budidayakan.
Dalam
usaha budidaya ikan semah, pakan merupakan salah satu faktor penting. Pakan
harus berkualitas dengan kuantitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan ikan
untuk pertumbuhannya, pemeliharaan tubuh dan reproduksi (Jangkaru, 1974).
Budidaya ikan semah dengan pemberian makanan dalam jumlah yang cukup dan
berkualitas serta tidak berlebihan merupakan faktor yang sangat menentukan,
keadaan ini berkaitan langsung dengan jumlah atau dosis makanan yang diberikan
pada ikan semah, agar dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal dengan dosis
pakan yang optimal.
METODE
PENELITIAN
Wadah
yang digunakan dalam penelitian akuarium ukuran panjang 100 cm, lebar 80 cm,
dan tinggi 50 cm berjumlah 12 buah dan benih ikan semah dari alam dengan ukuran 5 cm dengan padat
tebar 10 ekor/akuarium.
Penelitian dilakukan dengan empat perlakuan
dengan dosis pemberian pakan yang berbeda dengan tiga kali ulangan. Perlakuan A, dosis pemberian pakan 3% dari bobot
biomassa, perlakuan B, dosis pemberian pakan 6% dari bobot biomassa, perlakuan
C, dosis pemberian pakan 9% dari bobot biomassa dan perlakuan D, dosis
pemberian pakan 12% dari bobot biomassa.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil yang didapat perlakuan B dengan
dosis 6% merupakan perlakuan terbaik di banding dengan perlakuan A (3%), C
(9%), dan D (12%). Jadi pertumbuhan yang optimal dapat tercapai pada dosis 6,18
% dan mendekati 6% dengan pertumbuhan harian 3,59.
Menurut
Sudarman (1988), bahwa kecepatan pertumbuhan tergantung jumlah pakan yang
dikonsumsikan, kualitas air dan faktor lain seperti keturunan, umur, daya tahan
serta kemampuan ikan tersebut memenfaatkan pakan, selanjutnya Supranto (1997)
menambahkan jumlah pakan yang dikonsumsi harus lebih banyak daripada jumlah
yang digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan aktivitas agar ikan dapat
melangsungkan pertumbuhannya.
Pakan
yang kurang jumlahnya akan mengurangi laju pertumbuhan ikan semah (A 3%). Begitu pula yang terjadi pada
perlakuan C (9%) dan D (12%), dimana walaupun jumlah pakan yang diberikan lebih
dari cukup namun ternyata pakan tersebut tidak termakan semuanya. Lain halnya
dengan perlakuan B (6%)yang merupakan dosis yang paling tepat jumlahnya untuk
pertumbuhan ikan semah, hal ini sesuai dengan pernyataan Departemen Pertanian
yang menyatakan bahwa, Pemberian makanan untuk benih ikan jelawat (Leptobarbus
hoeveni) sebesar 3-7 % (Departemen Pertanian,1987). Dengan dosis sebesar 6%
dari berat tubuh maka akan mencukupi kebutuhan ikan semah untuk pemeliharaan
tubuh, energi dan pertumbuhan.
Konsumsi Pakan
Harian
Rata–rata
konsumsi harian benih ikan semah selama penelitian ini berkisar antara
2,69–10,19%/hari. Nilai konsumsi pakan harian yang rendah menunjukan bahwa
tingkat efesiensinya lebih tinggi dalam memanfaatkan makanan untuk pertumbuhan.
Kesimpulan bahwa laju konsumsi pakan harian berpengaruh terhadap pertumbuhan
ikan semah. Besar kecilnya nilai konsumsi harian merupakan gambaran tentang
efisiensi pakan. Apabila nilai konsumsi pakan harian lebih besar maka tingkat
efisiensi pakan kurang baik. Hal itu berbanding terbalik dengan pertumbuhan,
karena apabila nilai konsumsi pakan harian semakin kecil tetapi dapat
menghasilkan pertumbuhan yang optimal, berarti konsumsi pakan sudah cukup baik
dan pakan yang duberikan bisa termanfaatkan untuk metabolisme.
Efisiensi Pakan
Hasil
penelitian yang dilakukan selama 40 hari memperlihatkan bahwa nilai rata–rata
efesiensi pakan cukup bervariasi yang berkisar antara 13,85-54,09%. Kesimpulan
bahwa efesiensi pakan pada semua perlakuan menurun seiring dengan bertambahnya
dosis pakan yang diberikan pada ikan uji. Semakin besar dosis yang diberikan
maka semakin kecil efesiensi pakan.
Tingkat
Kelangsungan Hidup
Sesuai
hasil pengmatan terhadap tingkat kelangsungan hidup yang diambil selama masa
penelitian, natalitas rata-rata adalah sebesar 100 %. Tingkat kelangsungan
hidup (Natalitas atau SR) merupakan nilai persentase jumlah ikan yang hidup
selama selama periode pemeliharaan (Effendie, 1979). Data perrlakuan A, B, C dan
D semuanya memiliki nilai natalitas sebesar 100% yang berarti tidak terjadi
kematian sampai akhir penelitian. Menurut Wardoyo (1985) kelangsungan hidup
ikan sangat ditentukan oleh kualitas air. Keadaan kualitas air media percobaan
penelitian menunjukan kisaran-kisaran yang mmungkinkan ikan kerapu untuk hidup
dan tumbuh dengan baik. Ikan semah termasuk ikan yang mudah beradaptasi dengan
lingkungan karena selama masa penelitian tidak terjadinya mortalitas atau
kematian, dan didukung dengan kuaitas air yamg memadai. Pengukuran parameter
kualitas.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar