Rabu, 26 Desember 2012

tugas biopi pola Natalitas




PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN DOSIS BERBEDA
 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KONSUMSI PAKAN
BENIH IKAN SEMAH  (Tor douronensis)
DALAM UPAYA DOMESTIKASI

 ABASTRAK
Ikan semah (Tor douronensis) adalah jenis ikan air tawar yang tergolong jenis ikan liar yang hampir punah, karena itu perlu upaya pelestariannya dengan usaha pembudidayaan. Dalam usaha budidaya ikan, pakan merupakan salah satu faktor penting untuk pertumbuhannya, pemeliharaan tubuh dan reproduksi.
 PENDAHULUAN
            Ikan Semah adalah jenis ikan air tawar yang tergolong jenis ikan liar yang hampir punah. Ikan semah hidup secara alami di beberapa daerah Kalimantan Barat seperti Kapuas hulu, Sekadau, Kabupaten Bengkayang, Sintang dan daerah sekitarnya. Agar populasi ikan semah tidak berkurang dan punah maka perlu menjaga keseimbangan alam, maka ikan semah perlu untuk di budidayakan.
Dalam usaha budidaya ikan semah, pakan merupakan salah satu faktor penting. Pakan harus berkualitas dengan kuantitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan ikan untuk pertumbuhannya, pemeliharaan tubuh dan reproduksi (Jangkaru, 1974). Budidaya ikan semah dengan pemberian makanan dalam jumlah yang cukup dan berkualitas serta tidak berlebihan merupakan faktor yang sangat menentukan, keadaan ini berkaitan langsung dengan jumlah atau dosis makanan yang diberikan pada ikan semah, agar dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal dengan dosis pakan yang optimal.

METODE PENELITIAN
Wadah yang digunakan dalam penelitian akuarium ukuran panjang 100 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 50 cm berjumlah 12 buah dan benih ikan semah  dari alam dengan ukuran 5 cm dengan padat tebar 10 ekor/akuarium.
 Penelitian dilakukan dengan empat perlakuan dengan dosis pemberian pakan yang berbeda dengan tiga kali ulangan. Perlakuan  A, dosis pemberian pakan 3% dari bobot biomassa, perlakuan B, dosis pemberian pakan 6% dari bobot biomassa, perlakuan C, dosis pemberian pakan 9% dari bobot biomassa dan perlakuan D, dosis pemberian pakan 12% dari bobot biomassa.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapat perlakuan B dengan dosis 6% merupakan perlakuan terbaik di banding dengan perlakuan A (3%), C (9%), dan D (12%). Jadi pertumbuhan yang optimal dapat tercapai pada dosis 6,18 % dan mendekati 6% dengan pertumbuhan harian 3,59.      
Menurut Sudarman (1988), bahwa kecepatan pertumbuhan tergantung jumlah pakan yang dikonsumsikan, kualitas air dan faktor lain seperti keturunan, umur, daya tahan serta kemampuan ikan tersebut memenfaatkan pakan, selanjutnya Supranto (1997) menambahkan jumlah pakan yang dikonsumsi harus lebih banyak daripada jumlah yang digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan aktivitas agar ikan dapat melangsungkan pertumbuhannya.
Pakan yang kurang jumlahnya akan mengurangi laju pertumbuhan ikan semah  (A 3%). Begitu pula yang terjadi pada perlakuan C (9%) dan D (12%), dimana walaupun jumlah pakan yang diberikan lebih dari cukup namun ternyata pakan tersebut tidak termakan semuanya. Lain halnya dengan perlakuan B (6%)yang merupakan dosis yang paling tepat jumlahnya untuk pertumbuhan ikan semah, hal ini sesuai dengan pernyataan Departemen Pertanian yang menyatakan bahwa, Pemberian makanan untuk benih ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni) sebesar 3-7 % (Departemen Pertanian,1987). Dengan dosis sebesar 6% dari berat tubuh maka akan mencukupi kebutuhan ikan semah untuk pemeliharaan tubuh, energi dan pertumbuhan.

Konsumsi Pakan Harian
Rata–rata konsumsi harian benih ikan semah selama penelitian ini berkisar antara 2,69–10,19%/hari. Nilai konsumsi pakan harian yang rendah menunjukan bahwa tingkat efesiensinya lebih tinggi dalam memanfaatkan makanan untuk pertumbuhan. Kesimpulan bahwa laju konsumsi pakan harian berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan semah. Besar kecilnya nilai konsumsi harian merupakan gambaran tentang efisiensi pakan. Apabila nilai konsumsi pakan harian lebih besar maka tingkat efisiensi pakan kurang baik. Hal itu berbanding terbalik dengan pertumbuhan, karena apabila nilai konsumsi pakan harian semakin kecil tetapi dapat menghasilkan pertumbuhan yang optimal, berarti konsumsi pakan sudah cukup baik dan pakan yang duberikan bisa termanfaatkan untuk metabolisme.

Efisiensi Pakan
Hasil penelitian yang dilakukan selama 40 hari memperlihatkan bahwa nilai rata–rata efesiensi pakan cukup bervariasi yang berkisar antara 13,85-54,09%. Kesimpulan bahwa efesiensi pakan pada semua perlakuan menurun seiring dengan bertambahnya dosis pakan yang diberikan pada ikan uji. Semakin besar dosis yang diberikan maka semakin kecil efesiensi pakan.

Tingkat Kelangsungan Hidup
Sesuai hasil pengmatan terhadap tingkat kelangsungan hidup yang diambil selama masa penelitian, natalitas rata-rata adalah sebesar 100 %. Tingkat kelangsungan hidup (Natalitas atau SR) merupakan nilai persentase jumlah ikan yang hidup selama selama periode pemeliharaan (Effendie, 1979). Data perrlakuan A, B, C dan D semuanya memiliki nilai natalitas sebesar 100% yang berarti tidak terjadi kematian sampai akhir penelitian. Menurut Wardoyo (1985) kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kualitas air. Keadaan kualitas air media percobaan penelitian menunjukan kisaran-kisaran yang mmungkinkan ikan kerapu untuk hidup dan tumbuh dengan baik. Ikan semah termasuk ikan yang mudah beradaptasi dengan lingkungan karena selama masa penelitian tidak terjadinya mortalitas atau kematian, dan didukung dengan kuaitas air yamg memadai. Pengukuran parameter kualitas.


Sumber



Tidak ada komentar:

Posting Komentar